Strategi Dakwah Walisanga

    Hakekat strategi adalah usaha-usaha untuk menguasai dan mendayagunakan segala sumber daya untuk mencapai tujuan. Tujuan dakwah walisanga adalah tegaknya Islam di tanah Jawa pada khususnya dan bumi Nusantara pada umumnya dengan kata lain futuh islam fi Nusantara. Dalam cerita tradisional diungkapkan bahwa para wali itu kaya akan ilmu kesaktian, jaya kawijayan. Mereka wicaksana, sugih srana lan waksita marang agal alus, itu semua merupakan bukti kelihaian dan kepandaian mereka dalam mengatur siasat dan strategi serta pengorganisasiannya.
Diantara yang menonjol dalam strategi dakwah walisanga adalah dalam mengimplementasikan gerakan dakwah versi Rosul yang berdaya politik. Upaya tersebut diantaranya: Pertama, membangun kader basis personal tauhidi; bidikan dakwah Sunan Ampel khususnya adalah generasi muda yang dikader sejak dini sehingga tangguh akidah dan ideologinya, mereka ada dalam lapisan trah bangsawan yang memiliki visi intelektual yang mumpuni. Diantara mereka adalah Raden Fatah keturunan Raja Brawijaya. Kedua, membangun basis teritorial, keadaan Majapait yang rawan diistegrasi memberikan situasi kondusif bagi dibangunnya wilayah basis target dakwah. Basis teritorial dakwah walisanga berada pada sembilan wilayah negara bagian Majapahit. Kegigihan Raden Fatah membuat pedukuhan baru di Bintara Demak yang sebelumnya hutan belantara sebagai buktinya. Ketiga, melakukan dakwah persuasif ke masyarakat.
Dukungan rakyat sangat dibutuhkan dalam upaya penegakan Islam. Pendekatan dakwah wali melahirkan simpati dari rakyat diantaranya lewat kesenian seperti wayang dan nyanyian.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel